Konsep Desain Ruang Kerja

Ada berbagai hal yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Mulai dari tingkat ketrampilan seseorang, pengetahuan, pengalaman, motivasi, kesehatan, gaya manajemen dan banyak lagi. Ada satu hal yang seringkali terlupakan yaitu desain ruang kerja. Hal ini sering terlupakan karena dianggap tidak berhubungan langsung. Tapi pernahkan Anda bayangkan mengapa desain gerai makanan McDonald berbeda dengan sebuah restoran steakhouse? Interior sebuah fastfood akan mendukung sebuah “kecepatan”. Baik kecepatan dalam penyajian maupun makan para pengunjung. Alur pelayanan, dapur, tata letak atau desain meja dan kursi dan bahkan pilihan bahan meja dan kursinya pun untuk menunjang “kecepatan”. Sebuah restoran steakhouse umumnya akan lebih menawarkan “kenyamanan”. Tentu saja karena membuat steak lebih lama daripada burger. Pengunjung harus duduk dalam ruangan yang nyaman agar setia menunggu pesanan steaknya datang. Demikian juga dengan ruang kerja. Banyak aspek dalam desain interior yang berpengaruh dalam menunjang produktivitas seseorang. Berikut beberapa aspek yang dimaksud:

Pencahayaan dan udara.

Sudah pasti ruangan yang sehat akan berpengaruh pada kesehatan seseorang. Kesehatan menjadi penting bagi seseorang yang harus duduk bekerja dalam ruangan yang sama selama 8 jam atau bahkan lebih. Sinar matahari dan ventilasi udara adalah salah satu faktor penting untuk menjaga kesehatan. Usahakan sebanyak mungkin cahaya matahari bisa masuk ke dalam ruangan kerja. Tata letak jendela, ukuran jendela dan meja kerja perlu menjadi perhatian. Bila perlu buatlah sebuah jendela besar yang memastikan cahaya matahari dan udara yang lebih banyak. Udara segar penting bagi ruangan kerja apapun bentuknya. Mulai dari ruang kerja administrasi sampai produksi memerlukan ventilasi udara yang baik. Apalagi di bagian produksi, tanpa ventilasi udara yang baik, polusi produksi sudah pasti akan mengganggu kesehatan karyawan dan pada akhirnya menurunkan produktivitasnya.

Tata letak atau layout.

Tata letak perabot dan peralatan yang baik akan membuat karyawan bekerja lebih efisien, lebih cepat mencapai target sehingga pada akhirnya meningkatkan produktivitas. Bila ruangan kantor menggunakan partisi ruang kecil (cubicle), maka perlu dipertimbangkan hal-hal seperti desain atau bentuk cubicle, jarak cubicle, layout cubicle, dan ukuran luasnya. Penggunaan cubicle akan mendorong kerjasama yang lebih erat karena “halangan” di antara karyawan atau antara bos dengan bawahannya tidaklah terlalu berarti. Sebaliknya bila menggunakan ruangan berdinding, tentulah dibutuhkan usaha “ekstra” bila ingin sekedar berdiskusi singkat. Sebaliknya, ada beberapa perkantoran yang tidak menggunakan cubicle atau ruangan sama sekali. Semua bisa saling melihat satu sama lain. Konsep seperti ini sangat baik bila karyawan sering harus berdiskusi atau berinteraksi. Namun kurangnya “ruang pribadi” juga bisa mengganggu produktivitas. Ada saat-saat dimana kita butuh ketenangan untuk berpikir dan bekerja. Tata letak atau layout juga harus memperhatikan “alur kerja”. Ibaratnya sebuah ruang produksi di pabrik, bagaimana mesin-mesin diatur berurutan sesuai alurnya agar prosesnya mengalir dengan lancar tidak bolak-balik. Alur kerja yang mengalir akan meningkatkan efisiensi dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas.

Ruang istirahat.

Ruang istirahat sejenak di perkantoran atau di tempat kerja itu sangat penting. Bila kita lelah, kita perlu beristirahat sejenak untuk mengembalikan fokus kita. Fokus yang sudah kembali segar sudah pasti akan meningkatkan produktivitas kita. Sekedar minum teh atau kopi sejenak, makan sedikit cemilan bahkan merebahkan badan sejenak. Di beberapa perkantoran sudah menyediakan semacam “pantry” dengan mesin pembuat kopi, air panas untuk menyeduh teh, microwave untuk memanaskan makanan atau bahkan ada mesin penjual cemilan seperti cokelat atau snack kripik. Desain interior ruangan ini tentunya harus dibuat nyaman tapi juga jangan terlalu nyaman dengan menyediakan sofa-sofa empuk karena sifatnya adalah “quick break”. Jangan sampai karyawan malah berlama-lama di sana untuk tidur atau asyik ngobrol sehingga pekerjaannya malah tertinggal. Ruang istirahat dapat juga berbentuk taman kecil. Oksigen dari tanaman pastinya akan membuat tubuh lebih segar dalam waktu singkat.

Perhatikan ergonomic perabot.

Faktor kelelahan akan berpengaruh terhadap produktivitas. Faktor kelelahan di kantor dapat disebabkan oleh konsentrasi yang terus menerus, radiasi dari computer dan perabot yang tidak sesuai. Meja yang terlalu tinggi atau terlalu pendek, sandaran kursi yang terlalu tegak atau terlalu rebah, model kursi yang tidak sesuai, atau bahan kursi yang tidak nyaman (bantalan terlalu keras, tanpa bantalan, besi yang terlalu tebal atau tipis). Hal-hal seperti ini bisa membuat posisi duduk salah atau tidak nyaman sehingga menimbulkan stress pada otot tertentu dan akhirnya timbul rasa lelah. Jangan sampai demi estetika maka faktor ergonomi dinomorduakan. Memadukan estetika dan fungsi adalah solusi yang terbaik untuk mendukung produktivitas.

Suasana tenang.

Adakalanya kita membutuhkan situasi yang tenang saat bekerja. Saat menuangkan ide-ide baru, membuat kebijakan atau bahkan sekedar menulis email diperlukan suasana yang tenang. Desain interior sebuah ruangan harus mendukung terciptanya suasana tenang bahkan bila kantor itu terletak di lingkungan yang ramai sekalipun. Penggunaan karpet, tirai dengan bahan tertentu, lampu dengan cahaya yang tepat dapat memberikan suasana tenang. Bila sangat diperlukan, gunakanlah bahan yang dapat meredam kebisingan dalam ruangan.

Dekorasi.

Dekorasi ruangan yang tepat pada dinding, langit-langit dan lantai dapat menimbulkan suasana hati yang positif dan mendukung penyelesaian tugas. Tulisan-tulisan yang memberikan motivasi, warna cat dinding, atau gambar-gambar pada dinding adalah hal sederhana yang dapat membentuk semangat kerja. Pada pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kreatifitas gunakanlah warna terang pada dinding, sebaliknya pada pekerjaan yang membutuhkan ketenangan gunakanlah warna-warna alam seperti hijau.

Bagaimana dengan lantai ? Pastikan desain dan pilihan bahan lantai tidak menghambat penyelesaian pekerjaan. Jangan gunakan karpet di area kerja dimana akan banyak alat-alat penunjang kerja seperti troley berlalu lalang. Selain menghambat kecepatan juga akan merusak karpet. Lantai keramik akan lebih sesuai untuk jenis kebutuhan ini. Selain itu perhatikan juga pola dan warna keramik. Pilihlah pola yang sederhana dan warna yang netral. Pola yang terlalu rumit atau warna yang terlalu tajam bahkan bisa membuat Anda sulit berkonsentrasi.